Prodi Bimbingan Penyuluhan Islam – Suasana aula Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN Sumut) terasa berbeda pada 14-15 Oktober 2023. Puluhan pemuda dan pemudi yang tergabung dalam Badan Koordinasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Kabupaten Deli Serdang memenuhi ruangan, menyimak materi demi materi tentang cara mengatasi dan mencegah stunting pada anak. Mereka bukan hanya peserta. Tetapi,bmereka adalah agen perubahan – para pendamping keluarga di desa-desa, calon pendidik yang akan menyebarkan ilmu ini kepada orang tua muda di seluruh pelosok daerah.
Kegiatan ini merupakan bagian dari pengabdian masyarakat UIN Sumut yang bertajuk “Pendampingan Orang Tua Muda dalam Mengantisipasi Stunting melalui Layanan Informasi Bimbingan dan Konseling.” Lebih dari sekadar pelatihan, kegiatan ini adalah bukti nyata implementasi Tridarma Perguruan Tinggi: pengajaran, penelitian, dan pengabdian yang menyatu dalam kerja kolaboratif.
Melalui sinergi bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB (P2KBP3A) Kabupaten Deli Serdang, serta lembaga Harwan Counseling and Training (HCT), UIN Sumut berupaya menjawab tantangan besar bangsa: menekan angka stunting yang masih menghantui masa depan anak-anak Indonesia.
Pada suasana dialogis dan hangat, para peserta dilatih memahami konsep dasar gizi seimbang, pola asuh yang sehat, dan pendekatan konseling yang bisa diterapkan di lingkungan masing-masing. Dra. Jusrainit Tanjung dari Dinas P2KBP3A membuka wawasan peserta tentang kebijakan pemerintah dalam menanggulangi stunting, sementara Harwan dari HCT mengajak peserta menyelami pentingnya komunikasi empatik dalam menyampaikan pesan kesehatan kepada keluarga muda.
“Kami ingin membentuk mata rantai informasi yang kuat – dari kampus, ke komunitas, hingga ke rumah-rumah,” ujar Prof. Dr. Abdurrahman, M.Pd., ketua tim pengabdian. “Jika pemuda dan pemudi ini paham dan peduli, maka informasi soal stunting akan sampai ke orang tua muda secara tepat dan bermakna.”
Program ini tidak hanya memberi manfaat kepada masyarakat, tetapi juga menjadi ruang belajar bagi mahasiswa. Beberapa mahasiswa Bimbingan dan Konseling Islam yang terlibat langsung dalam pendampingan mengaku mendapatkan pengalaman yang tak bisa mereka temukan di ruang kuliah. Mereka berlatih menyampaikan materi, membangun empati, dan memahami kondisi nyata masyarakat – bekal penting bagi calon konselor masa depan.
Dari sisi akademik, program ini juga menjadi wadah penelitian. Tim dosen mencatat data, mencermati dinamika peserta, dan menyusun laporan yang kelak akan menjadi bahan ilmiah dalam merancang strategi penanggulangan stunting berbasis komunitas. Inilah wajah tridarma yang hidup – bukan sekadar jargon, tetapi aksi yang berdampak.
Tak berhenti di ruang aula, program ini menuntut tindak lanjut. Para peserta diminta menyusun rencana aksi – mulai dari penyuluhan di Posyandu, pendampingan gizi keluarga, hingga pembentukan kelompok belajar ibu muda. UIN Sumut pun berkomitmen melakukan monitoring dan memberikan konsultasi lanjutan agar hasil pelatihan benar-benar mengakar di masyarakat.
Di tengah tantangan besar yang dihadapi bangsa ini, dari perubahan iklim hingga krisis kesehatan, langkah kecil seperti ini menjadi sangat berarti. Ia menunjukkan bahwa perguruan tinggi bukan menara gading yang jauh dari realitas, melainkan mitra masyarakat dalam menjemput masa depan yang lebih baik.
Dengan ilmu, empati, dan kolaborasi, UIN Sumatera Utara bersama para mitra dan pemuda-pemudi Deli Serdang menanam benih harapan: generasi yang bebas stunting, sehat, dan siap membangun negeri.