“Membangun Karakter Mahasiswa melalui Studi Lapangan: Meneladani Toleransi dan Kebudayaan di Gereja Katedral Katolik Medan”

Dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran yang berbasis pengalaman dan nilai-nilai kebangsaan, Program Studi Bimbingan Penyuluhan Islam telah menginisiasi kegiatan studi lapangan sebagai bagian integral dari pembelajaran. Salah satu kegiatan yang menjadi sorotan adalah kunjungan mahasiswa ke Gereja Katedral Katolik Medan, sebuah ikon sejarah yang tidak hanya merepresentasikan arsitektur megah, tetapi juga simbol keberagaman, toleransi, dan kebudayaan.


Studi Lapangan sebagai Metode Pembelajaran Aktif

Studi lapangan merupakan salah satu metode pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap materi kuliah. Dalam konteks kunjungan ini, mahasiswa diperkenalkan pada nilai-nilai sejarah, arsitektur, dan kebudayaan yang terkandung dalam Gereja Katedral Katolik Medan. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wawasan langsung kepada mahasiswa mengenai bagaimana simbol-simbol keberagaman dapat memperkuat harmoni sosial di tengah masyarakat multikultural.

Mengenal Gereja Katedral Katolik Medan

Gereja Katedral Katolik Medan, yang berdiri megah di pusat Kota Medan, memiliki nilai historis yang tinggi. Didirikan pada abad ke-19, gereja ini menjadi saksi bisu perjalanan sejarah dan dinamika masyarakat Sumatera Utara. Dengan arsitektur bergaya neo-gotik, gereja ini tidak hanya menjadi tempat ibadah umat Katolik, tetapi juga ruang yang merefleksikan harmoni antara budaya lokal dan agama. Dalam kunjungan ini, mahasiswa diajak memahami bagaimana keberagaman dapat diwujudkan dalam kehidupan nyata melalui warisan budaya seperti gereja ini.

Integrasi Nilai Toleransi dan Kebudayaan dalam Pembelajaran

Kunjungan ke Gereja Katedral Katolik Medan tidak hanya berfungsi sebagai sarana belajar tentang sejarah, tetapi juga menjadi momen refleksi bagi mahasiswa untuk memahami pentingnya toleransi dalam kehidupan berbangsa. Dalam sesi diskusi yang dilakukan bersama para pengelola gereja, mahasiswa memperoleh perspektif tentang bagaimana dialog lintas agama dapat mendorong perdamaian. Hal ini sejalan dengan nilai-nilai Pancasila dan tujuan pendidikan nasional untuk mencetak generasi muda yang berkarakter.

Peningkatan Kompetensi Melalui Pengalaman Langsung

Melalui kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya memperoleh ilmu, tetapi juga keterampilan berpikir kritis dan empati terhadap keberagaman. Dalam laporan akhir yang menjadi salah satu output pembelajaran, mahasiswa diminta untuk mengaitkan pengalaman lapangan dengan teori yang telah dipelajari di kelas. Pendekatan ini membantu mahasiswa menghubungkan konsep akademik dengan realitas sosial, sehingga mampu menghasilkan lulusan yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berwawasan kebangsaan.

Kesimpulan

Kegiatan studi lapangan ke Gereja Katedral Katolik Medan merupakan langkah strategis Program StudiBimbingan Penyuluhan Islam dalam meningkatkan kualitas pembelajaran berbasis pengalaman. Selain memperkaya wawasan mahasiswa tentang sejarah dan kebudayaan, kegiatan ini juga menjadi sarana untuk menanamkan nilai-nilai toleransi dan keberagaman. Dengan terus menghadirkan inovasi dalam metode pembelajaran, diharapkan lulusan program studi ini mampu menjadi agen perubahan yang berkontribusi bagi masyarakat.

Tulisan ini disadur dari laman
https://www.kompasiana.com/kknkelompok08batubara8673/67625513ed64157c4e2e1615/gereja-katedral-katolik-medan-menjadi-simbol-toleransi-dan-kebudayaan?utm_source=Whatsapp&utm_medium=Refferal&utm_campaign=Sharing_Desktop